Wednesday, January 30, 2008

Campur aduk



Lama juga ya ibu ga apdet dan sekalinya mau cerita sampai gak tau mau kasih judul apa. Terhitung dari terakhir ibu ngepost update`an sampai hari ini perasaan ibu macem² mood`nya... naik turun ga karuan.

Tgl 19 Januari kemaren adalah hari pembagian raport di sekolah Salma. Seperti yg udah ibu perkirakan dari lembar jawaban test yg dibawa pulang Salma sebelom libur tgl 7 - 20 Januari. Jadi ibu udah ada bayangan aja kalo hasil EHB kemaren dipastikan nilai Salma banyak turun. Yah mau gimana lagi?, seperti kata papi, ibu gak boleh memaksa... apalagi pas EHB dan beberapa hari selama menjalankan test salma pas sakit.
Tapi jujur aja... ada sedikit kecewa ibu.... ya sudahlah.

Ga tau ini apa karna masih berhubungan dengan rasa kecewa ibu. Hari-hari setelah ambil raport, ibu seperti pengen marah terus. Salma salah dikit marah.
Sepertinya ibu nih orang paling jahat sedunia... (pemarah).
Gak biasanya. Yang biasanya ibu bisa memberi porsi yang seimbang antara tidur, belajar & bermain, waktu itu sepertinya gak rela aja kalo Salma beristirahat sebentar buat nonton tv atau ngeloni bonekanya. Ibu udah langsung naik darah.

Ya Allah.. malam² ibu sedemikian berat. Ibu gak kuasa menahan tangis... entah tangis sedih atau sesal. Yang pasti hati ibu sakit sekali.... sakit karna sudah menyakiti anak ibu satu-satunya. Setiap ibu melihat Salma tidur pulas kadang pada suatu malam dimatanya sembab karna cubitan ibu yg pasti menyakitkan mendarat dipaha dia... atau pada saat malam yang lain dengan mulut ternganga karna kelelahan membaca dan mebaca sampai watt yang tersisa dimatanya.
Diisak tangis ibu yg tertahan sambil memandang wajahnya yang tanpa dosa, ibu sesekali mengelus keningnya... dan hati ibu tambah sakit ketika Salma tersadar dan terjaga, dia seperti menolak diusap dan berbalik kearah membelakangi ibu.

Sedemikian kejamkah ibu sayang??? sampai-sampai dalam tidurmupun kamu masih merasa tersakiti?.
Ibu sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Salma... ini demi kebaikan Salma sendiri.... mengertilah wuk.
Mungkin cara ibu yang salah mendidikmu. Salah cara menyampaikan. Atau ibu yang terlalu terobsesi?? Entahlah.

1 tahun belakangan, baru ibu merasakan beratnya mendidik anak sendirian. Makin besar Salma makin membutuhkan perhatian yang lebih. Makin besar dia makin banyak masalah yang gak bisa dianggap sepele. Apalagi Salma perempuan, yang bagaikan barang berharga buat ibu.
Tapi apadaya, makin lama waktu ibu untuk memperhatikanmu makin berkurang karna disamping itu ibu juga harus mengurus Yangkung yang makin ‘nganeh-nganehi’ karna emang udah sepuh jadi ya meminta perhatian yg lebih, melebihi balita... dan makin lemah.
Mengurus rumah dan tetek bengek agar kita semua bisa hidup layaknya keluarga yang lain. Keluarga yang utuh... & bahagia luar dalam : ada ayah, ibu dan saudara. Ada waktu buat duduk bareng di meja makan, nonton tv dan bermain bersama, belajar bersama, tertawa bersama, berdiskusi dll.
Tugas Salma hanya sekolah, belajar dan bermain. Tapi liat juga frekuensinya ya Salma. Biarlah ibu urus semuanya.
Ibu ingin apa yang ibu nahkodai ini berjalan dengan semestinya.
Ya Allah ibu hanya meminta supaya diberi kesehatan supaya bisa menghadapi semua ini dengan penuh kesabaran & ikhlas.

Tapi ibu hanyalah manusia biasa... yang kadang kesabaran dan tenaga naik turun. Bagaimanapun keadaan ibu, ibu tetap berusaha tegar walaupun itu terseok-seok. Ibu juga kadang sadar, tidak seharusnya ibu memperlakukanmu sedemikian rupa. Ibu mendidikmu semampu ibu dan tanpa berpatokan pada teori² psikologi anak. Ahh teori lebih mudah daripada prakteknya. Yang ibu yakini ini masalah proses kamu (belajar) menuju remaja, seperti yang selalu papi bilang ditelpon dimana saat itu ibu mengeluh “Biar aja Salma mengerjakan apa yang dia suka, makin tambah umur dia pasti berubah.” Sabar... sabar....

Hmmff.... ibu juga ngerti. Selain butuh perhatian, masa kanak² kamu jauh dari membahagiakan. Maksud ibu, suasana bahagia kamu gak seperti bahagia anak² yang lain (Ibu gak mau detil disini sebab akibat, apa dan kenapanya).
Ibu memaklumi kalau kamu sekarang menjadi anak yang ‘agak’ membangkang, gampang marah, gampang tersinggung dan manja.

Waktu yang seharusnya ibu bisa menemanimu bercanda sudah habis tenaga ibu untuk mengurus semua-muanya.. kerjaan rumah, urusan² diluar rumah yg cukup menguras
tenaga dan pikiran ibu. Yang ada kadang ibu pura² tertawa dan ibu gak enak hati karna Salma tau ibu bersandiwara. Maafkan ibu ya wuk, ibu janji akan lebih memberi waktu, tenaga dan perhatian untuk kamu.
Mudah-mudahan harapan ibu di tahun 2008 terkabulkan. Ya di Salma`lah ibu berharap supaya dia bisa lebih baik dan lebih baik lagi, Amin.

Belom lagi masalah yang datang dari luar rumah. Seperti masalah bermasyarakat disini... ibu pusing gak cuma 7 keliling tapi bertanjak-tanjakan juga berkelok-kelok.
Adakalanya ibu gak sanggup dan hampir menyerah. Tapi hanya karna Salmalah ibu harus dan kudu kuat... kalo ibu menyerah sama saja ibu mentelantarkan anak ibu. Ibu gak mau kalah dengan keadaan, ibu gak mau menyerah dengan keadaan ini.

Biarlah, apa penilaian orang tentang ibu sekarang ibu gak perduli. Asal ibu berjalan dalam kebenaran dan gak menyusahkan mereka. Sudah cukup ibu pusing dengan masalah dalam rumah, ibu ga mau tau apa yg terjadi diluar yang tidak berhubungan dengan ibu juga gak meganggu hubungan bersosial ibu. Ibu udah cukup capek menghadapi apa yg penting ibu dahulukan. Sekarang ibu cukup mengalah & diam saja daripada makin puyeng.

Bukan ibu menghindar dari masyarakat, bukan!. Bukan ibu menutup diri ataupun sombong seperti yg sudah ibu dengar bagaimana orang menilai ibu. Ibu hanya gak mau menambah dosa dan menambah berat pikiran ibu.
Tidak ada yg pantas ibu sombongkan dalam hidup ini... ibu hanyalah manusia biasa, seorang wanita yg berusaha kuat supaya bisa membersarkan anak & merawat bapak sendirian. Hidup dengan kesederhanaan dan cukup happy dengan duduk didepan komputer dan hanya berdaster. Ibu gak punya keluarga yg bisa dibanggakan n disuruh maju untuk memback up kalo terjadi apa-apa sama ibu (uhmm apa karna itu juga ya ibu disepelekan?). Ibu gak mau buat masalah. Karna bisa dibilang ibu hidup sebatang kara (selain Yangkung & Salma), Hanya dipundak ibulah semua masalah ibu pikul sampai rasanya ibu sudah bungkuk.

Ibu sudah cukup belajar dengan tinggal disini 3 th. Ibu sudah tahu bagaimana cara dan hidup bertetangga disini... kalau ibu mengambil sikap seperti sekarang, ibu yakin benar.
Sangat membuang waktu kalo ibu hanya duduk² mendengarkan orang lain membicarakan keburukan orang lain. Atau mencukil-cukil keburukan orang yang belom terlihat buruknya.
Dan apakah dengan bersikap seperti itu lalu boleh orang lain menilai ibu sombong?. Kalau ada yang bilang ibu gak punya nyali, memang benar... dan untuk apa memasang taring mempersoalkan hal² yg bukan urusan ibu & ga penting?. Capee gila.

Yang terpenting disini ibu tetap bersilaturahim dengan selalu hadir ditiap arisan, pengajian ataupun undangan² pengajian lain. Juga datang bertakziah kalau ada yg kesripahan. Tetap menengok orang yang kesusahan karena musibah sakit... dan tetap berusaha bisa hadir jika ada yg berpesta.
Kalau dulu tanpa dimintapun ibu akan senang hati membantu, sekarang maaf… bukan gak mau membantu tapi kalau kebaikan ibu dinilai ‘lain’ mending ibu menunggu sampai dimintai pertolongan. Dan ibu akan senang hati ibu membantu, Insyaallah dan jika ibu sanggup.
Belajar dari pengalaman. Kebaikan ibu awal-awal tinggal disini sudah disalah artikan. Dibilang ga ada kerjaanlah, sok baiklah, sok pinterlah, sok bisalah, sok adalah dan soook waeee sebunyi²nya. Keramahan dikira sok kecakepanlah, sok kecentilanlah... Hiks, emang susah hidup jauh dari suami. Ramah dikira ‘ada maunya’ dan diam dikira gak punya nyali, grhhhh.
Ok ibu lebih baik diam, ok gak apa kalo resikonya dengan diam ibu malah menjadi sasaran empuk bahan perbincangan. egpbgtd.

Sekarang kalo bertatap muka dan bertemu orang, ibu cukup mengucapkan salam dan gak perlu berbasa-basi.
Dan ibu harus bisa bersabar dengan omongan² yang gak enak berhubungan dengan perubahan sikap ibu ini. Ibu tau, sikap ibu yg diam ini (sudah berlangsung hampir 1 th) malah menjadikan sasaran empuk buat bahan omongan... fiuhh.
Biarlah anjing menggonggong, ibu sih kelonan aja sama Salma. Asal mereka tidak keterlaluan ibu masih bisa bersabar.
Susah hidup dilingkungan yang terus saja berslogan ‘kuman diseberang lautan tampak, tapi gajah dipelupuk mata tak tampak’. ‘senang bila orang lain susah dan susah bila orang lain senang’. Cukup memprihatinkan bukan?.

Alhamdulillah, tidak semua orang di lingkungan ibu bersifat begitu, masih ada dan banyak juga kok yang baik²... tapi ya itu, yg baik-baik ya yg jadi bahan gosip.
Tak ada gading yang tak retak. Kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kekhilafan itu milik ibu. Kalo ada sumur diladang, boleh kita menumpang mandi... kalo ada sumur disitu, jangan lupa mandi... Eh eh kalo ada apa-apa lagi, boleh curhat lagi ya.
Waduh, capek juga nih curhat begini, ibu sampai sesak nafas.

 
Copyright © Salma's Story